Kamis, 23 Januari 2014

cerita masuk islam seorang dokter jerman

Oleh: Ahmad ibn Abdirrahman ash-Shauyan (Seorang peneliti dan Da'i)

Aku pernah berziarah pada sebuah markas Islam di Jerman. Kulihat di sana ada seorang wanita berhijab dengan hijab syar'i yang menutup seluruh tubuhnya. Sedikit sekali ditemukan wanita seperti itu di Barat. Akupun memuji Allah Ta'ala atas hal tersebut. Kemudian salah seorang ikhwan memberikan isyarat kepadaku untuk mendengarkan kisah keislamannya langsung dari suami wanita tersebut.

Maka ketika aku duduk bersamanya, dia bercerita:
Istriku adalah seorang wanita Jerman. Demikian pula orang tua dan nenek moyangnya. Dia seorang dokter spesialis penyakit wanita dan kandungan. Dia memberikan perhatian khusus terhadap penyakit-penyakit kelamin yang menimpa kaum wanita. Kemudian dia mengadakan berbagai penelitian atas banyaknya kaum wanita berpenyakit kelamin yang datang ke Polikliniknya. Kemudian salah seorang dokter spesialis menyarankan agar dia pergi ke Negara lain untuk menyempurnakan penelitiannya pada lingkungan yang secara relatif berbeda.

Maka pergilah dia ke Norwegia, selama tiga bulan. Ternyata dia tidak mendapati sesuatu yang berbeda dari yang telah dilihatnya di Jerman. Kemudian dia memutuskan utuk bekerja di Saudi selama setahun.
Berkatalah dokter wanita tersebut: "Ketika aku berkeinginan kuat untuk hal tersebut, aku mulai membaca bacaan tentang daerah, sejarah dan peradabannya. Aku merasakan adanya pelecehan yang besar terhadap para wanita muslimah. Aku sangat heran mengapa mereka rela dengan kehinaan hijab dan pengekangannya, dan bagaimana mereka bisa bersabar sementara mereka dihinakan dengan kehinaan ini!

Tatkala aku sampai di Saudi, aku baru tahu kalau aku terpaksa mengenakan abayah (jubah hitam panjang yang menutup kedua pundakku). Akupun merasakan kesempitan yang luar biasa seakan-akan aku mengenakan tali besi yang membelengguku dan melumpuhkan kebebasan dan kehormatanku!! Akan tetapi aku memilih untuk menanggung itu semua dengan harapan agar aku bisa menyempurnakan penelitian ilmiahku.

Tinggallah aku bekerja pada sebuah poliklinik selama empat bulan berturut-turut. Aku telah melihat kaum wanita dalam jumlah yang besar, akan tetapi aku tidak mendapati seorang wanitapun yang memiliki penyakit kelamin. Mulailah aku merasa bosan dan cemas.

Haripun terus berlalu, hingga aku telah menyempurnakan masa kerjaku selama tujuh bulan. Sementara aku masih dalam keadaanku yang semula. Hingga suatu hari aku keluar dari poliklinik dalam keadaan marah dan tegang. Kemudian salah seorang perawat muslimah bertanya kepadaku tentang sebab kelakuanku tersebut. Akupun mengabarkan kekecewaanku karena tidak mendapati penyakit kelamin yang kucari. Diapun tersenyum dan berkata lirih dengan bahasa Arab yang aku tidak memahaminya.
Aku bertanya kepadanya: "Apa yang kamu katakan tadi?"
Dia menjawab: "Itu adalah buah kesucian, dan konsekuensi dari firman Allah Ta'ala:
+ _
"laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,"
(QS. al-Ahzab: 35)

Ayat ini menggoncangkan jiwaku, dan mengenalkan hakikat sesuatu yang tidak aku ketahui. Itulah jalan pertamaku untuk mengenal agama Islam dengan benar. Akupun membaca al-Qur`an dan Hadîts Nabi , hingga Allah melapangkan dadaku untuk menerima Islam. Aku yakin bahwa kemuliaan serta kehormatan seorang wanita ada pada hijab dan kesuciannya. Dan aku mendapati bahwa tulisan-tulisan Barat tentang hijab dan wanita muslimah kebanyakan ditulis dengan semangat "Barat arogan (congkak)" yang tidak mengetahui kemuliaan dan sifat malu.

Sesungguhnya nilai sebuah kehormatan tidak tertandingi oleh sesuatupun, dan tidak ada jalan menuju hal tersebut kecuali dengan konsisten terhadap Kitabullah dan Sunnah Nabi . Dan kehormatan seorang wanita tidak akan hilang kecuali jika dia digunakan sebagai permainan oleh tangan-tangan westernisasi dan kepongahan media yang berbisnis dengan pornografi dan pornoaksi.

Dan perkara yang paling kita takutkan adalah kehancuran rumah-tangga kaum muslimin sebagaimana hancurnya masyarakat barat apabila kaum muslimin mengikuti terompet dan genderang barat dan seruan orang-orang sekuleris dan liberalis untuk meninggalkan kehormatan hijab, kesucian, rasa malu dan akhlak yang telah dirumuskan oleh oleh agama kita dengan manhaj yang sempurna bagi kehidupan umat manusia.

Di antara peringatan yang pantas diperhatikan adalah sebuah laporan belakang ini yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penyebaran penyakit Aids di kawasan Arab. Penelitian yang telah diterbitkan tersebut sangat menyakitkan, menunjukkan adanya fakta menyedihkan. Sungguh sangat disayangkan !!.

Sesungguhnya penyakit ini adalah buah busuk dari kebebasan akhlak dan penyimpangan lawan jenis. Buah dari peperangan sengit yang mematikan yang diarahkan oleh media massa terhadap akhlak dan adab Islam. Buah dari sapuan topan film dan sinetron menjijikkan yang disiarkan oleh banyak stasiun siaran (televisi) dari belahan timur sampai ke belahan barat.

Buah dari ajakan terselebung para pengajak kenistaan dan kerusakan yang mendorong para pemuda dan pemudi Islam memenuhi teriakan Barat dengan mengatasnamakan kebebasan dan peradaban. Mereka menghiasai perbuatan keji dengan segala warna perhiasan yang menipu. Sesungguhnya keselamatan dari penyakit tersebut dan yang semacamnya tidak akan ada kecuali dengan jujur kembali ke kolam kesucian, dan mendidik umat di atas kesucian dan sifat malu, serta di atas muraqabah (merasa diawasi oleh Allah Ta'ala ) secara tersembunyi dan terang-terangan. Maka hendaklah pena-pena kotor yang senantiasa menyebarkan kekejian , mengajak putra-putri kita untuk terjerumus ke dalam Lumpur kehinaan dengan mengatasnamakan kemajuan tersebut diam dan bungkam…!

Hendaklah suara-suara setan yang menebarkan ajakan untuk menanggalkan hijab, ajakan untuk ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan) dengan mengatasnamakan kebebasan dan peradaban tersebut diam..!
Sungguh Allah Ta'ala telah berfirman:
+ _
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui." (QS. an-Nur: 19)

Terakhir, saya menilai bahwa permusuhan terbesar yang dihadapkan kepada para da'i dan para mushlihin (orang yang memperbaiki) adalah mengadakan pendidikan dan pembinaan masyarakat, yang di bawahnya para pemuda dan pemudi Islam bernaung, terjauhkan dari percikan keburukan para penyeru sekulerisme dan kebatilan."

Sabtu, 04 Januari 2014

CERITA TENTANG BATU DAN EMAS

Seorang ibu tersenyum kepada istri anaknya setelah berlalu bulan madu keduanya.
Dia berkata, “Engkau telah membuat putraku rajin shalat ke masjid. Engkau berhasil dalam waktu 30 hari saja, padahal aku telah berusaha menasihatinya selama 30 tahun!”

Menantu itupun mengalirkan air mata…

Menantu itu berkata, “Apakah anda telah mengetahui wahai ibuku, kisah tentang batu dan harta?

Dikisahkan bahwasana ada sebuah batu besar yang menghalangi jalannya manusia. Maka seorang laki-laki dengan sukarela berusaha memecahkan batu itu dan menyingkirkannya. Dia memukul batu itu dengan kapak hingga 99 kali, tapi batu itu tidak bergeming. Dia sangat kelelahan…

Ketika itu datanglah seorang laki-laki dan menawarkan bantuan… Dia memukul batu besar itu dengan kapak dengan sekali pukulan, tiba-tiba batu itu pun pecah!

Ternyata di bawah batu itu terdapat sekantung emas.

Berkatalah laki-laki kedua ini, “Emas ini adalah milikku, karena akulah yang telah memecahkan batu ini!”
Keduanya pun mencari keadilan kepada hakim.

Orang yang bertama berkata, “Hendaknya sebagian harta itu diberikan kepadaku, karena aku telah memukul batu itu sebanyak 99 pukulan, kemudian aku sampai keleahan!”

Laki-laki kedua berkata, “Tidak, harta itu adalah milikku seluruhnya, karena akulah yang memecahkan batu itu!”

Hakim itu berkata, “Engkau wahai laki-laki yang pertama, engkau mendapatkan 99 bagian dari harta ini, adapun engkau laki-laki yang memecahkan batu, bagimu satu bagian saja, seandainya laki-laki pertama ini tidak memukulnya sampai 99 kali maka batu itu tidak akan pecah pada pukulan ke 100!”

Sungguh … di dalam kisah ini terdapat pelajaran akhlaq yang agung…

1. Seorang ibu, seorang ibu yang telah berusaha menasihati putranya untuk shalat selama 30 tahun tanpa putus asa, kemudian dia merasa gembira dengan anaknya yang shalat karena pengaruh dari istrinya, meskipun anaknya itu tidak memedulikan nasihat ibunya selama 30 tahun!

2. Mmenantu yang agung akhlaqnya! Dia tidak menyematkan keutamaan kepada dirinya, bahkan dia menjadikan keutamaan itu sepenuhnya milik ibu tersebut, karena ibu itu telah meletakkan asas kepada anaknya, satu demi satu… hingga tersisa satu bagian terakhir, yang disempurnakan oleh dirinya…

Sudahkah anda demikian…

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku”

Prof DR. Ashim al-Qaryuthi

Courtesy Ustadz Fathi Jawas